Pengikut

Selasa, 15 Januari 2013

crita wayang karna



SURYAPUTRA (ADIPATI KARNA)

Adipati Karna

Di atas telah dijelaskan secara ringkas apa dan siapa Adipati Karno dan bagaimana nilai-nilai kepahlawanannya. Apa yang dirakit oleh Sri Pakubuwana IV dalam Sekar Dhandanggula pada (bait) ke lima dan enam adalah sebagai berikut:
Wonten malih kinarya palupi; Suryaputra narpati Ngawangga;  Lan Pandawa tur kadange; Len yayah tunggil ibu; Suwita mring Sri Kurupati;  Aneng nagri Ngastina; Kinarya gul-agul; Manggala golonganing prang; Bratayuda ingadegken senopati; ngalaga ing Kurawa.

Den mungsuhken kadange pribadi; Aprang tanding lan Sang Dananjaya; Sri Karna suka manahe; Dene nggenira pikantuk; Marga denya arsa males sih; Ira Sang Duryudana; Marmanta kalangkung; Denya ngetok kasudiran; Aprang rame Karna mati jinemparing, Sumbaga wiratama.


Terjemahan bebasnya kurang lebih sebagai berikut:
Ada lagi yang dapat dijadikan teladan; Suryaputra Senapati dari Ngawangga; Dengan Pandawa masih saudara; Lain bapak satu ibu; Mengabdi pada Sri Kurupati; Di Negara Ngastina; Dijadikan andalan; Panglima di dalam perang; Diangkat senapati dalam perang Bharatayuda; Berperang di pihak Kurawa.

Dihadapkan dengan saudaranya sendiri; Perang tanding melawan Dananjaya; Sri Karna senang sekali hatinya; Karena bisa memperoleh; Jalan untuk membalas budi; Sang Duryudana; Maka ia dengan sangat; Mengeluarkan semua kesaktiannya; Perang ramai dan Karna gugur kena panah; Termasyhur sebagai prajurit yang utama.
Kesimpulannya adalah:
R Suryaputra adalah Adipati di Ngawangga, dengan Pandawa masih saudara satu ibu lain bapak (Ayahnya adalah Batara Surya). Sejak lahir sampai dewasa tidak hidup bersama Pandawa, tetapi dipelihara kusir Adirata. Karena kesaktian dan kesetiaannya oleh Prabu Duryudana diberikan derajat yang tinggi. Menjelang perang Bharatayuda Karna dibujuk oleh ibunya untuk berperang dipihak Pandhawa. Tetapi Karna berkeras bahwa walaupun Pandhawa masih saudara dan berada di pihak yang benar, tetapi sebagai ksatria ia harus membela raja yang telah mengangkat derajatnya. Dalam perang tanding dengan Harjuna yang dalam pedhalangan Jawa menjadi satu lakon tersendiri “Karna Tanding” Karna mendapat kesempatan untuk membalas budi rajanya. Ia berjuang mati-matian dan akhirnya gugur di medan laga kena panah R Harjuna (Dananjaya)


PENUTUP
KGPAA Mangkunegara IV menutup Serat Tripama pada pada (bait) ke tujuh tetap dengan Sekar Dhandanggula sebagai berikut:
Katri mangka sudarsaneng Jawi; Pantes lamun sagung pra prawira;  Amirata sakadare; Ing lelabuhanipun; Awya kongsi buang palupi; manawa tibeng nista;  Ing estinipun; Senadyan tekading budya; Tan prabeda budi panduming dumadi; Marsudi ing kotaman.
Terjemahan bebasnya kurang lebih sebagai berikut:
Ketiga pahlawan tersebut adalah teladan orang Jawa; Sepantasnya semua perwira; Meneladani semampunya; Tentang dharmabhaktinya; Jangan sampai membuang keteladanan; Bisa menjadi hina; dalam cita-citanya;  Walau itu tekad pada jaman dulu; Tidak berbeda budi para manusia; Mencari keutamaan

Kesimpulannya adalah:
Ketiga pahlawan tersebut berada pada jaman yang berbeda dengan keteladanan yang berbeda pula. Sri Mangkunegara IV berpesan supaya kita meneladani apa yang telah dilakukan ketiganya semampunya. Janganlah kita membuang contoh baik tersebut dalam mencari dan menetapi keutamaan seorang ksatria.

Secara keseluruhan, Patih Suwanda dikenal dengan kautaman triprakaranya: “Guna, Kaya dan Purun”, kepandaian dan ketrampilan, kecukupan sebarangnya serta keberaniannya. Sedangkan  Kumbakarna mengedepankan “Bela negara” mungkin ini yang kita kenal dengan “Right or wrong my country”. Adapun Adipati Karna  dikagumi karena kesetiaan dan komitmennya: “Setya mring sedya”, berani mengorbankan segala-galanya  demi mempertahankan loyalitas dan komitmen walaupun ia sadar sepenuhnya bahwa yang dia bela adalah pihak yang salah.  (IwMM)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkPU3lwnKPFktpNn3nDrzY4T4Iwbd-CHwuWnsUrBYijG9bbBFbAo_V9TsRzvdYCbX885AmZiotWqsj-NvYG8uS81UZB516KqKBAJWzcoYAMCq8PtIZRTCVd8E5zKiUzDiVUrKadYTW6A0/s1600/Page+Tripama+4.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar