Pengikut

Selasa, 15 Januari 2013

cerita wayang

cerita wayang


KUMBAKARNA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCzNx8rJ5b_fuPuKV-g1p1M0D7DlsNVjQFyf1CMHvbbSv8FxN_Eh6kYomaoT06ELetLZr8p8cPx7zIm8QLqS8qLRt7kGByy93Grvlbafh7dZzNqpcCFn1DsOmC-Sk6gb3EHkCuL7XPKlY/s320/Page+Tripama+2.jpg
Kumbakarna

Telah dijelaskan secara ringkas apa dan siapa Kumbakarna dan bagaimana nilai-nilai kepahlawanannya. Apa yang dirakit oleh Sri Pakubuwana IV dalam Sekar Dhandanggula pada (bait) ke tiga dan empat adalah sebagai berikut:

Wonten malih tuladan prayogi; Satriya gung nagri ing Ngalengka, Sang Kumbakarna arane, Tur iku warna diyu; Suprandene nggayuh utami;  Duk wiwit prang Ngalengka, dennya darbe atur; Mring raka amrih raharja. Dasamuka tan keguh ing atur yekti; Dene mengsah wanara
.

Kumbakarna kinen mangsah jurit; Mring kang raka sira tan lenggana; Nglungguhi kasatriyane; Ing tekad datan purun; Amung cipta labuh nagari;  Lan noleh yayah rena; Nyang leluhuripun; Wus mukti aneng Ngalengka mangke; Arsa rinusak ing bala kapi; Punagi mati ngrana.


Terjemahan bebasnya kurang lebih sebagai berikut:
Ada lagi tauladan yang baik; Satria agung dari negara Ngalengka; Sang Kumbakarna namanya; Walaupun wujudnya raksasa; Walau demikian ingin mencapai keutamaan; Ketika dimulainya perang Ngalengka; Ia menyampaikan pendapat; Kepada kakaknya (Prabu Dasamuka supaya (Ngalengka) selamat; Dasamuka tidak mau mendengar pendapat baik; Karena hanya melawan (balatentara) kera.

Kumbakarna diperintah maju perang; Kepada kakaknya ia tidak membantah; Karena menetapi sifat ksatria; (sebenarnya) Tekadnya tidak mau; Hanya semata-mata bela negara; Dan melihat bapak ibunya; Serta leluhurnya; Sudah hidup mukti di negara Ngalengka; Sekarang mau dirusak balatentara kera; Bersumpah mati di medan perang.
Kesimpulannya adalah:

Walaupun Kumbakarna berwujud raksasa ia tetap ingin mencapai keutamaan. Ketika terjadi peperangan ia berkali-kali menasihati kakaknya demi keselamatan kerajaan Ngalengka, tetapi Dasamuka tidak pernah menggubrisnya. Akhirnya Kumbakarna memilih menyingkir, dan bertapa tidur. Ketika senapati-senapati Ngalengka sudah pada gugur, maka Kumbakarna dibangunkan paksa dan diperintah kakaknya untuk maju perang. Menetapi watak ksatrianya, kumbakarna tidak membantah. Tekadnya hanya bela negara dan demi nenek moyangnya yang telah mukti di negara ngalengka dan sekarang akan dihancurkan wadyabala kera. Lebih baik mati di medan perang dan akhirnya Kumbakarna gugur sebagai pahlawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar